Monday, 6 June 2016

TEKNOLOGI MEKANIK ( LOGAM FERRO DAN LOGAM NON-FERRO )

MATERI PEMBELAJARAN 3

A. Logam Ferro
Logam-logam Ferro adalah logam dimana unsur utamanya adalah besi (Fe), Logam Ferro secara umum terdiri dari tiga jenis, yaitu baja karbon, besi tuang dan baja paduan (campuran).
1. Baja Karbon (Carbon Steel)
Baja karbon adalah baja yang mengadung unsur karbon (C) di dalam besi (Fe), yakni dalam bentuk karbit-besi (FeC), sehingga disebut baja karbon. Kandungan karbon dalam besi akan sangat menentukan kekerasan suatu baja karbon, semakin banyak unsur karbon, maka semakin keras suatu baja karbon, sampai akhirnya batas kandungan untuk besi tuang, yaitu diatas 1,5 %C.
Untuk penggunaan, maka baja karbon diklasifikasi atas 3 kelompok utama, yaitu :
• Baja karbon rendah, terdiri dari 2 grup :
- Baja karbon tegangan rendah (Mild steel)
- Baja karbon tegangan normal (Low carbon steel)
• Baja karbon sedang (Midle carbon steel)
• Baja karbon tinggi (High carbon steel)
a. Baja Karbon Tegangan Rendah (Mild Steel)
Baja karbon tegangan rendah mengandung 0,04 - 0,15 %C, sifatnya lunak, dapat dibentuk (dipres), dicetak dingin, ditempa dan dapat dilas.
Penggunaannya adalah :
• Baut-baut/mur
• produk pelat
• badan kendaraan
• paku, kawat las/rod
• bahan konstrukdi, dll.
b. Baja Karbon Tegangan Normal (Low Carbon Steel)
Baja jenis ini mengandung 0,16% - 0,30%C, sifatnya mudah dilas, relatif kuat, dapat dipanaskan, tapi sulit dibentuk. 
Penggunaannya adalah :
• pelat-pelat kapal
• batang-batang penggerak
• roda gigi
• profil siku, kanal, strip
• konstruksi bangunan
c. Baja Karbon Sedang (Midle Carbon Steel)
Kandungan karbon pada baja karbon sedang adalah 0,30%-0,83%C; sifat-sifatnya sukar dilas karena karbon sudah relatif tinggi, sulit dibentuk dan dapat dikeraskan.
Penggunaannya adalah :
• poros-poros penggerak
• komponen-komponen mesin
• alat-alat pertanian
• dll.
d. Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi mengandung unsur karbon paling tinggi, yaitu 0,83%-1,5%C, sifatnya sangat getas, sukar dibentuk, tahan aus dan tidak mampu las.
Penggunaannya adalah :
• pegas
• alat-alat potong
• peluru-peluru bantalan
• poros roda gigi
• peralatan kerak
• dll.
Kelebihan Baja Karbon
Bila dibandingkan dengan logam jenis lain, maka baja karbon mempunyai beberapa kelebihan antara lain :
1. Harga lebih murah, karena biaya produksi lebih rendah dibanding logam lain, seperti : stainles steel, aluminium dll.
2. Banyak tersedia dipasaran, karena mineral bahan baku baja lebih banyak dan lebih mudah ditambang. Di Indonesia banyak terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Belitung, Sumbawa dll.
3. Mudah dikerjakan, karena sifat yang dipunyai baja karbon secara umum dapat dirol, pres, dilubangi, dikerjakan mesin, dilas, brazing atau braze welding serta dapat dipotong.

Diagram Phasa Baja Karbon
Apabila baja karbon dipanaskan di atas 723oC, maka akan terjadi perubahan struktur pada baja. Temperatur ini disebut temperatur kritis rendah, Kalau baja kembali didinginkan secara merata dengan lambat ( tanpa media pendingin ), maka struktur baja akan kembali ke struktur semula, tapi bila didinginkan secara kejut (cepat), maka akan terjadi perubahan struktur baja; mungkin menjadi keras dan rapuh. Perubahan ini sangat tergantung pada kandungan karbon pada baja tersebut.
Diagram berikut adalah untuk memperkirakan perubahan berdasarkan temperatur dan kandungan karbon, sehingga disebut Diagram Phasa Baja Karbon.

Gambar 15 : Diagram Phasa Baja Karbon
2. Besi Tuang (Cast Iron)
a. Besi Tuang Kelabu
Besi tuang kelabu adalah salah satu yang paling banyak digunakan. Pendinginan yang lambat dari proses penuangan memungkinkan karbon membentuk lapisan secara random (acak). Lebih dari 3% silikon ditambahkan untuk membantu terbentuknya grafit. Besi tuang kelabu digunakan secara luas di industri karena relatif lunak, mudah dicetak dan di las
Adapun unsur-unsur yang terkandung pada besi tuang kelabu adalah : C = 3,6%, Si = 2,5-3,5%, Mn = 0,8%, P = 0,15% dan S = 0,08% 

Gambar 16 : Struktur Besi Tuang Kelabu

b. Besi Tuang Putih
Ketika besi tuang putih dibentuk dengan pendinginan secara cepat dari penungan, kadar silikon yang rendah meninggalkan karbon dalam bentuk sementit yang sangat keras dan getas.
Oleh karena itu, besi tuang putih sulit di las dan sangat jarang dipakai kecuali untuk penggunaan khusus, seperti untuk benda-benda tahan aus.
Besi tuang ini mengandung :
Karbon ( C )= 3,0%, Silikon ( Si ) = 0,5%, Mangan ( Mn ) = 0,8%, Pospor ( P ) = 0,10% dan Sulfur ( S ) = 0,10 %.

Gambar 17 : Struktur Besi Tuang Putih
c. Besi Tuang Mampu Tempa ( Melleable )
Besi tuang mampu tempa adalah dari besi tuang putih yang telah dilakukan perlakuan panas (heat treatment) dalam beberapa langkah, kemudian dimudakan (annealing), sehingga dengan demikian akan merubah grafit menjadi bentuk roset yang berkelompok secara tidak beraturan. Karena karbon telah diolah, maka besi tuang mampu tempa lebih kuat dan kenyal dibandingkan dengan besi tuang kelabu.
Besi tuang mampu tempa (malleable) jarang retak/patah karena sifat-sifatnya yang telah ditingkatkan, tetapi untuk perbaikannya harus dengan teknik las patri ( braze welding ).
Las cair kurang disarankan, karena pemanasannya akan merusak sifat-sifat yang telah ada dan dapat berubah kembali menjadi keras dan getas .
Besi tuang mampu tempa dapat di bagi dalam 2 golongan yaitu:
1. Besi tuang mampu tempa Blackheart dengan kandungan: 
C = 2,5 - 2,6 %; Si = 0,8 - 1,1 %; Mn = 0,4 %; P = 0,1 - 0,2 % dan S = 0,08 - 0,2 %.
2. Besi tuang tempa Whiteheart dengan kandungan: 
C = 3,0 - 3,3 %; Si = 0,5 - 0,6 %; Mn = 0,4 - 0,5 %; P = 0,08 - 0,1 % dan S = 0,1 - 0,25 %.


Gambar 18 : Struktur Besi Tuang Mampu Tempa Blackheart


Gambar 19 : Struktur Besi Tuang Mampu Tempa Whiteheart
d. Besi Tuang SG (Spherodial Graphite)
Besi tuang SG dibuat dengan menambah sedikit nikel dan magnesium dalam cairan logam pada saat produksi, sehingga grafit akan berbentuk gumpalan (bulatan).
Dengan demikian, besi tuang SG akan menjadi besi tuang yang paling kuat dan kenyal dibandingkan besi tuang yang sebelumnya (besi tuang kelabu, putih atau lunak).


e. Besi Tuang Spesial
Ada beberapa tujuan khusus diperlukannya besi tuang spesial di industri tertentu. Besi untuk kasus tertentu seperti Ni-hard, Ni-resist mengandung chromium, nikel, vanadium dll., untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu, antara lain :
• Kekuatan tarik
• Tahan terhadap oksidasi
• Tahan terhadap korosi
• Tahan terhadap aus
Bahan-bahan besi tuang spesial ini diproduksi dengan membutuhkan biaya yang lebih besar dan komposisinya akan membuat sulit untuk di las.

Sifat-sifat Besi Tuang
• Kekuatan Tarik
J E N I S KEKUATAN TARIK
Besi Tuang Kelabu 152 MPa - 186 MPa
Besi Tuang Melleable 340 Mpa - 430 MPa
Besi Tuang SG 540 Mpa - 700 MPa
Besi Tuang Putih Hampir sama dengan besi tuang SG,
Besi tuang kurang cocok untuk bahan profil yang mendapat beban/tegangan tarik.
• Kekuatan Tekan
Besi tuang kelabu mempunyai kekuatan tekan yang sangat baik dan secara luas digunakan pada bantalan mesin serta untuk barang-barang yang membutuhkan tekanan besar.
• Kekenyalan (Ductility)
Seluruh besi tuang mempunyai kekenyalan yang rendah dibandingkan dengan baja karbon rendah. Namun, besi tuang mampu tempa (melleable) pada ketebalan dibawah 50 mm akan bengkok sebelum patah/pecah.

3. Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang mengandung paduan satu atau lebih unsur campuran yang ditambahkan untuk mendapatkan sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh baja karbon atau besi tuang.

Unsur-unsur yang ditambahkan pada baja adalah untuk :
• Menambah kemampuan baja untuk dikeraskan.
• Meningkatkan keliatan
• Meningkatkan ketahanan terhadap aus.
• Meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
Unsur-unsur yang biasa ditambahkan pada baja paduan antara lain adalah :
• Karbon ( C )
• Chromium ( Cr )
• Nikel ( Ni )
• Molibdenum ( Mo )
• Tembaga ( Cu )
• Vanadium ( V )
• Mangan ( Mn )
Jenis baja paduan yang banyak dipakai di industri-industri atau untuk kebutuhan fabrikasi adalah :
• Baja sepuhan dan temper rendah
• Baja “ weathering “
• Baja “ creep resistant “
• Baja tahan karat ( Stainless Steel )

Adapun komposisi baja paduan seraca umum adalah sebagai berikut :
Unsur Baja
Sepuhan, 
Temper Rendah Baja Weathering Baja Creep
Resistant
Karbon ( C ) 0.10 - 0.20% 0.10% 0.15 - 0.43%
Chromium ( Cr ) 0.60 - 1.00% 0.50% 0.30 - 0.8%
Nikel ( Ni ) 0.70 - 1.00% 0.25% 0.50- 2.00%
Mangan ( Mn ) 0.60- 1.00% 0.90% 0.50- 1.00%
Tembaga ( Cu ) 0.15 - 0.50% 0.25% -
Vanadium ( V ) 0.03 - 0.08% - 0.10 - 0.20%
Molibdenum ( Mo ) 0.40 - 0.60% - 0.10 - 0.30%
a. Baja Sepuhan dan Temper Rendah
Baja sepuhan dan temper rendah adalah baja paduan dengan tegangan tarik tinggi, memiliki sifat yang beragam, kuat, liat serta tahan benturan dan goresan.
Baja paduan ini dapat dipakai pada :
• dump truck
• hopper
• bucket
• dozer blade
• alat-alat pertanian , spt. pisau bajak.
b. Baja Weathering ( Baja Paduan Rendah Tegangan Tarik Sedang )
Baja paduan jenis ini sangat takan terhadap korosi atmosfir, memiliki tegangan luluh (yield) yang tinggi, dan memungkinkan untuk dibuat dalam bentuk yang tipis.
Pemakaian baja paduan weathering adalah untuk :
• Tangki penyimpanan
• Saluran uap bertekanan tinggi
• Instalasi bahan kimia
• Perangkat pertanian
• Konstruksi bangunan

c. Baja Creep Resistant
Baja creep resistant adalah baja paduan yang tahan terhadap pemuaian yakni dengan penambahan unsur molebdenum ke dalam paduan baja.
Pemakaian baja paduan ini adalah :
• Drum ketel uap
• Pipa uap
• Bejana / saluran bertekanan tinggi
• Instalasi minyak atau bahan kimia, dll.
d. Baja Tahan Karat ( Stainless Steel )
Baja tahan karat (stainless steel) digunakan pada kondisi dimana sifat tahan karat dibutuhkan (termasuk kelembaban yang tinggi).
Untuk mendapatkan sifat tahan karat, maka pada proses produksi ditambah chromium.
Terbentuknya oksida khrom (chromic oxida) bila terdapat lebih dari 11% chromium dalam baja, sehingga dengan pemberian oksida ini maka baja akan tahan terhadap karat.
Elemen lain yang ditambahkan pada logam tergantung kebutuhan, misalnya nikel adalah untuk mendapatkan sifat keras pada baja dalam temperatur rendah.
Ada tiga jenis baja tahan karat yang banyak dipakai di bidang pekerjaan fabrikasi dan pemesinan, yaitu :
• Austenitic
• Ferritic
• Martensitic
1) Austenitic ( Austenit )
Baja tahan karat austenit adalah jenis baja tahan karat yang paling banyak dipakai karena sifat-sifatnya yang dapat dilas dan dibentuk atau diperbaiki. Unsur-unsur paduannya adalah terdiri dari 18%Chrom dan 8% Nikel ( Kode SS 18/8 )
2) Ferritic ( Ferrit ) 
Baja tahan karat ferit adalah baja tahan karat yang sangat tahan terhadap korosi, sehingga pemilihan untuk jenis baja ini adalah lebih mempertimtangkan sifat tahan karatnya dibanding sifat yang lain ( bukan sifat mekanisnya ). Baja tahan karat ferit sukar untuk dilas dan perbaiki.
3) Martensitic ( Martensit )
Baja tahan karat martensit adalah baja tahan karat yang memiliki ketahanan korosi sedang , tapi baja ini dapat dilakukan perlakuan panas ( heat treatment ) karena kandungan karbonnya lebih tinggi dan sebagian dari jenis baja tahan karat martensit dapat dilas. 
Efek Karbon dan Ekuivalen Karbon pada Baja Paduan :
Besarnya kandungan karbon pada suatu baja paduan akan berpengaruh terhadap tegangan tarik suatu baja, di mana tegangan tarik akan bertambah seiring dengan bertambahnya kandungan karbon. Namun, jika tegangan tarik bertambah, keliatan baja akan berkurang dan akan menjadi lebih sukar dibentuk.
Paduan-paduan selain karbon memiliki efek mengeraskan yang lebih rendah pada baja. Kita dapat menentukan kemampuan pengerasan baja dengan menggunakan faktor ekuivalen karbon (CE) yang menghasilkan efek mengeraskan dan masing-masing unsur dibandingkan dengan karbon. Misalnya, efektifitas chrom untuk menambah kemampuan pengerasan baja adalah seperlima efektifitas karbon. Jadi, penambahan 0,5% chrom sama dengan penambahan 0,1% karbon.
Untuk menentukan seberapa besar perbandingan tersebut maka digunakan faktor pembagi, sehingga efek masing-masing unsur tersebut dapat dinyatakan sebagai ekuivalen karbon.



Unsur Faktor Bagi
Karbon 1
Fosfor 2
Molibdenum 5
Chromium 5
Vanadium 5
Mangan 6
Tembaga 13
Nikel 15
Cara menggunakan formula ekuivalen karbon ( CE ) seperti contoh berikut :
Suatu baja paduan rendah tersusun atas :
- Karbon (C) 0,019%
- Mangan (Mn) 1,36%
- Chromium (Cr) 0,07%
- Nikel (Ni) 0,05%
- Tembaga (Cu) 0,45%

= C/1 + Mn/6 + Cr/5 + Ni/15 + Cu/13
= 0,019/1 + 1,36/6 + 0,7/5 + 0,05/15 + 0,45/13
= 0,019 + 0,2266 + 0,14 + 0,0033 + 0,0346
CE = 0,4235% ( 0,42 %)
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa baja paduan tersebut akan bereaksi terhadap pengelasan seperti baja karbon sedang yang berkandungan karbon sekitar 0,42% dan memiliki kemampuan untuk dikeraskan sama dengan baja karbon dengan kandungan karbon yang sama.

B. Logam Non Ferro
Logam Non Ferro dikelompokkan atas : logam berat, logam ringan, logam mulia dan logam radio aktif. 
Karena banyak sekali jenisnya, maka pada topik ini hanya akan uraikan beberapa jenis yang paling banyak dipakai pada kegiatan produksi atau kehidupan sehari-hari.



1. Logam Berat
a. Tembaga ( Cu )
Tembaga didapat dari pengolahan bijih tembaga yakni dalam bentuk senyawa dengan belerang dan dalam bentuk potongan/bongkahan atau pasir.
Yang berbentuk bongkahan terdapat di Amerika Utara, dan yang berbentuk pasir terdapat di Rusia, Chili dan Indonesia (Irian).
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Daya penghantar listrik yang sangat baik /tinggi. Dipergunakan pada industri listrik dan telekomunikasi, spt. : kawat listrik, kawat telepon, kawat penangkal petir dan lain-lain.
2. Daya penghantar panas dan tanah karat yang baik, banyak dipergunakan dalam pembuatan radiator, ketel dan perlengkapan pemanas.
3. Sangat malleable dan ductile, dapat dirol, ditarik, ditekan tarik dan ditempa dengan mudah.
4. Untuk pekerjaan tuangan, tembaga merah tidak begitu banyak dipakai karena akan timbul gelembung-gelembung. Kekurangan ini dapat diganti/diatasi dengan jalan memadukan sedikit seng atau aluminium.
b. Timah Putih ( Sn )
Biji timah masih banyak bersenyawa dengan biji yang lainnya dan biasanya menjadi sangat kotor. Timah gunung didapat di Inggris, Australia, Jepang dan pasir timah yang bercampur dengan pasir terdapat di Malaysia, Bangka (Indonesia) serta Bolivia. 
Di Indonesia biji timah mengandung ± 78 % kadar timah yang bercampur dengan pasir.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Dapat dikembangkan / ditarik pada temperatur kurang dari 100°C sehingga dapat dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis.
2. Pada pemanasan kurang dari 200°C menjadi sangat rapuh, sedang diatas 228°C timah menjadi sangat cair.
3. .Terhadap belerang akan cepat rusak dan larut dalam asam garam.
4. Digunakan sebagai lapisan tahan karat pada logam-logam lain, menyolder (patri), untuk campuran logam lain, dll

c. Timbal / Timah Hitam ( Pb )
Timbal sering dijumpai bersama didalam satu endapan dan kadang-kadang bersenyawa dengan belerang, perak, kwarsa dan kapur. 
Penghasil utama timah hitam adalah Mexico, USA dan Birma.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Lunak, berat jenisnya 11,4 dan titik cairnya antara 274 -330°C.
2. Tidak tahan terhadap kekuatan tarik dan tekan.
3. Mudah dipotong dengan pisau, tidak dapat dikikir dan sukar dibubut.
4. Bekas-bekas patahannya agak licin dan mudah ditekuk.
5. Tahan terhadap asam garam dan asam belerang, mudah mengoksida pada suhu tinggi, serta sukar untuk dipatri.
5. Digunakan untuk sekat-sekat saluran air, pelapis kabel Aluminium, sebagai campuran timah patri, campuran cat, untuk membuat batere, dll.
d. Seng ( Zn )
Bijih-bijih seng didapatnya tidak pernah dalam keadaan bebas, melainkan selalu bersenyawa dengan belerang. Bijih-bijih seng umumnya diketemukan di Amerika, Australia, Bergia, Inggris dan di Jerman.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Berwarna kelabu muda, berat jenis 7,1.
2. Pada suhu 130 - 150°C dapat dipecah-pecah dan kenyal sehingga dapat dijadikan lempeng-lempeng dengan jalan dirol.
3. Bila dipanaskan sampai suhu 200°C akan rapuh, mudah ditumbuk menjadi bubuk, akan mencair pada suhu ± 419°C dan titik didihnya ± 906°C.
4. Hampir tak terjadi oksidasi, tetapi cepat rusak oleh pengaruh asam.
5. Penggunaanya adalah untuk melapisi logam lain agar tahan terhadap korosi, sebagai anoda pada lambung kapal, untuk pencampur logam lain, dll.
e. Nikel ( Ni )
Bijih nikel diketemukan di Rusia, Kanada, Amerika, Finlandia, Norwegia dan Indonesia ( Sulawesi tenggara/Soroako dan Pomala ).
Sifat-sifat dan Penggunaannya : 
1. Berwarna putih keabu-abuan, sangat keras dan padat, dapat menahan pengaruh atmosfir dengan baik, oleh karena itu dapat dipakai untuk melapis baja agar terhindar dari karat.
2. Berat jenisnya 8,9; dan titik cairnya 1455°C, kekuatannya hampir sama dengan tembaga, sedangkan regangannya antara 15 - 20 %. Sampai dengan suhu 300°C, kepadatannya tidak berubah, tetapi di atas suhu tersebut baru berubah turun dengan cepat.
3. Pengaruh nikel terhadap paduannya adalah menambah keawetan, keliatan, kekuatan, keringanan, anti korosi, tahan suhu tinggi.
2. Logam Ringan
a. Aluminium ( Al )
Logam aluminium hampir ditemukan diseluruh dunia dalam keadaan masih bersenyawa dengan unsur-unsur lain. Bijih aluminium didapat pada bahan bijih tambang bauksit yang diketemukan di Amerika Serikat, Italia, Indonesia, Perancis dan Rusia.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
Meskipun aluminium mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap oksigen (mudah sekali mengoksidasi), namun dalam kenyataannya mempunyai :
1. Daya tahan karat yang sangat baik
2. Sifat penghantar listrik yang baik
3. Mudah ditempa (malleable) yang memungkinkan untuk menghasilkan bentuk lembaran yang tipis
4. Berat jenis relatif kecil dibandingkan dengan logam-logam lainnya ( 2,6 - 2,7 )
5. Angka reflextifitas panas matahari sebesar 70 + 90 %, sehingga tidak menyerap panas matahari sehingga sangat tepat digunakan sebagai bahan penutup atap
6. Dalam dunia perdagangan berupa tuangan/cetakan, pelat, profil dan batangan. Bentuk-bentuk ini digunakan disegala bidang, baik untuk pembangunan, konstruksi atau keperluan rumah tangga. Yang berbentuk pelat ( pelat rata, pelat gelombang, dan pelat beralur) digunakan untuk atap, tangga, plafond dan dinding.
7. Yang berbentuk profil ( profil siku, T, U atau parit, I dan profil khusus ) digunakan untuk kusen-kusen pintu dan lain-lain. Sedangkan dalam bentuk cetakkan/tuangan banyak dipergunakan untuk konstruksi kapal terbang, mobil (setelah melalui proses khusus), alat-alat rumah tangga dan lain-lain.
b. Magnesium ( Mg )
Magnesium didapat masih dalam bentuk persenyawaan. Bijih-bijih yang menghasilkan magnesium adalah dolomit, magnesit, epsomit, bruci dan mineral- mineral sekunder dan biasanya berasosisasi dengan batuan sedimen.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Merupakan logam teringan dengan berat jenis 1,74 dan mencair pada suhu 650 °C, serta mendidihnya pada suhu 1107°C.
2. Mudah terbakar pada suhu rendah
3. Cukup kuat/mempunyai kekuatan tarik ± 8,5 Kg/mm², dan dalam bentuk paduan tahan terhadap korosi diudara tetapi tidak tahan terhadap air laut.
4. Magnesium dipergunakan sebagai bahan paduan untuk alat-alat mobil, kapal terbang dan gerbong kereta api. Dapat pula dipergunakan untuk bom pembakar, mercon, bagian alat-alat optik, alat musik dan peralatan geodesi.
3. Logam Mulia
a. Perak ( Ag )
Pada umumnya masih bersenyawa dengan sulfida-sulfida timbal, tembaga, arsen, kobalt dan nikel dan mineral-mineral logam non ferro. Terdapat di negara Amerika serikat, Mexico, Bolvia dan Jerman.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Dalam bentuk mineral mempunyai kristal-kristal berkelompok tersusun sejajar, dan kadang-kadang bersisik.
2. Warna putih perak, abu-abu, coklat, kuning, hitam, cerah, putih.
3. Berat jenis antara 10 - 12 dan tergantung dari pada logam yang terkandung di dalamnya.
4. Mempunyai daya hantar panas dan listrik yang baik.
5. Garamnya merupakan dasar fotografi; apabila terkena cahaya perak bromida mengalami perubahan kimia yang kemudian akan terjadi tampak setelah dicuci.
6. Perak dengan ± 70 % dibuat untuk keperluan uang logam, selebihnya digunakan dalam fotografi, kerajinan perak, dan industri listrik. Juga untuk perhiasan dan solder perak.
b. Platina ( Pt )
Di alam sebenarnya unsur platina tidak berdiri sendiri, tetapi bergabung dengan unsur-unsur lain seperti osmium, iridium, palladium, rhodium. Sedangkan beberapa bijih kadang-kadang juga mengandung besi, tembaga, timah hitam dan zirconium. Bijih-bijih ini diketemukan dipegunungan Ural, Kolombia, Brazilia dan Indonesia ( Kalimantan ).

Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Berat jenis sangat besar, antara 14 - 19 dan dalam keadaan murni dapat mencapai 21,23; titik cairnya pada ± 1770°C.
2. Berwarna putih keperak-perakkan.
3. Baik untuk ditempa dan diregang, disamping itu pula dapat dikerjakan dengan sempurna dan tidak akan mengoksidasi dalam udara walaupun dalam keadaan pijar putih.
4. Tidak dapat dirusak oleh asam-asam yang kuat dan alkali.
5. Logam ini sangat mahal harganya, oleh karenanya tidak banyak digunakan.
6. Penggunaanya :
• Untuk alat-alat laboratorium alat-alat kedokteran dan lain-lain.
• Untuk keperluan lainnya dipakai sebagai : perhiasan, industri sinar-x, industri listrik, peralatan telekomunikasi, anak timbangan, salutan gigi, peralatan halus serta juga dipakai sebagai ujung-ujung kontak pada magnit-magnit.

c. Emas ( Au )
Hampir semua bijih emas mengandung perak. Logam emas ini banyak diketemukan di Kanada, Australia , Amerika Utara, Rusia dan juga di Indonesia.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
1. Berat jenisnya 19,2; berwarna kilau kuning.
2. Dapat larut dalam air raksa, asam sendawa dan asam garam.
3. Logam paling mudah ditempa dan mahal harganya.
4. Penggunaanya :
 Kemurnian emas dinyatakan dalam karat. Logam emas murni sama dengan 24 karat, sedangkan emas 18 karat adalah suatu campuran yang terdapat 18 bagian emas dari campuran logam yang terdiri dari 24 bagian, atau 6 bagian adalah kandungan perak.
 Sebagian besar emas dipergunakan dalam bidang moneter dan untuk perhiasan-perhiasan, uang logam, bahkan menjadi jaminan standard nilai uang.
 Dalam jumlah kecil adalah untuk menyepuh, membuat huruf emas, photografi, kedokteran gigi dan perkakas-perkakas laboratorium , dll.

No comments:

Post a Comment